+62 853 3375 7977 info@pmsm.or.id

Saya memperingati hari Pahlawan dengan pergi ke Surabaya. Dan tiba tiba saya memvisualisasikan apa yang sedang terjadi pada hari itu … Saya membayangkan menjadi seorang bocah kecil berusia 12 tahun yang ternganga menyaksikan keberanian pemuda pemuda pada jaman itu

CREATING HARMONY IN YOUR BUSINESS

(BALANCE OF PROFIT, CUSTOMER, EMPLOYEE, COMMUNITY, SOCIETY AND THE ENVIRONMENT)

Saya memperingati hari Pahlawan dengan pergi ke Surabaya.
Dan tiba tiba saya memvisualisasikan apa yang sedang terjadi pada hari itu …
Saya membayangkan menjadi seorang bocah kecil berusia 12 tahun yang ternganga menyaksikan keberanian pemuda pemuda pada jaman itu …. yang dengan gagah beraninya bermodalkan bambu runcing melawan para penjajah yang bermodalkan senapan, bedil, pistol, senjata mesin, meriam bahkan tank.
Tapi pemuda pemuda pada saat itu sangat berani dan pantang menyerah.
Dan akhirnya penjajah pun meninggalkan bumi pertiwi.
There is no logic.
How on earth our people can win the war with that minimum resources?
The answer? THE COURAGE AND PERSISTENCE.

The next question, setelah mereka mendapatkan kemerdekaan, mereka menitipkan tanah air ini kepada kita.

Makanya pasal 33 UUD 45 berbunyi,”Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oLeh negara dan dipergunakan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat”

Kita ulangi kalimat terakhir… dipergunakan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Voila! I hope you understand bahwa mestinya the purpose of the business is to bring benefits and interest to our people!

Jadi kita lihat penerapannya dalam dunia bisnis ya.
Jaman dulu bisnis itu sederhana.
Anda ciptakan sebuah product atau service. Anda jual. Anda dapat untung. That’s it!
The business will survive if you make profit.
Kemudian ternyata kita mengerti bahwa ternyata untuk survive in the long term kita harus focus pada customer.
Mulailah kita ribut-ribut melakukan berbagai effort untuk mengerti dan memenuhi kebutuhan customer kita.
Tahun 70-an tiba tiba istilah employee engagement keluar.
(Tadinya kata engagement itu hanya untuk pertunangan laki laki dan perempuan).
Ternyata bisnis hanya bisa berjalan kalau long term profit jalan, long term profit hanya bisa diwujudkan kalau customer happy, dan customer hanya bisa happy kalau employee termotivasi dan engaged!
Mulailah semua perusahaan ribut ribut melakukan customer satisfaction survey dan employee engagement survey dan mencoba mengerti dan meningkatkan faktor faktor tersebut.
Tapi mari kita analisa lagi…
– Mereka ingin mempunyai karyawan yang engaged
– Agar customer nya lebih happy
– Agar long term profit nya naik naik terus …
That’s it.
Akhirnya untuk siapakah keuntungan itu? Untuk perusahaan, untuk pemegang saham, untuk share holder kan?

Padahal seandainya anda punya usaha tambak garam (atau tambang minyak, atau pembangkit listrik tenaga air) di sebuah perkampungan di tengah tengah pulau di Indonesia Bagian Timur sana…keuntungannya untuk siapa … untuk pemilik modal? Lha rakyatnya kebagian apa? Kasihan banget tuh rakyat?
Sumber alamnya diambil, mereka dapet polusinya doang …

Bukannya UUD 45 pasal 33 tadi menyatakan bahwa kekayaan alam harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat?
Bukankah itu titipan para pahlawan kita?
Bukankah itu titipan para founding fathers kita?
Bukankah itu titipan para perintis kemerdekaan kita?

Dan saya tidak mendiskusikan ini hanya untuk perusahaan negara, ini berlaku buat semua perusahaan (milik negara, milik swasta dan milik asing) yang beroperasi di bumi pertiwi ini.

Mari kita lihat lagi sebuah kasus di bawah ini.
Sebuah perusahaan membuka supermarket di sebuah kawasan di pinggir Jakarta.
Masyarakat setempat mengharapkan bahwa supermarket itu bisa merekrut pemuda-pemuda lokal agar angka pengangguran di situ turun.
Normal, lagi lagi ini sesuai dengan pasal 33 UUD 45.
Kan bisnis harus membawa manfaat bagi masyarakat. Ingat mereka akan menggunakan tanah (bumi) di situ.

Ternyata pada prakteknya sedikit sekali pemuda yang terserap.
Terus HR Manager nya complain pula,”Soalnya kemampuan pemuda setempat rendah, jadi saya terpaksa harus merekrut karyawan dari luar daerah tersebut.”
Jadi 5 tahun setelah supermarket itu berdiri… inilah yang didapatkan masyarakat d kawasan tersebut ….
– kemacetan
– polisi
– angka pengangguran yang bertambah

Inikah yang dimaksudkan dengan “digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”.

It seems that we are doing the opposite here ….
Kasihan amat pahlawan pahlawan kita.
Capek capek mempertaruhkan nyawa bermodalkan bambu runcing, sekarang kita berpesta pora dan doing the opposites of what they asked us to do.
Maafkan kami, Bung Tomo dan para pejuang yang lain.

Memangnya UUD bilang bahwa kekayaan alam harus menbawa manfaat bagi masyarakat YANG PINTAR? YANG COMPETENT? enggak kan? Harus membawa manfaat bagi semua masyarakat kan?
Lha kalo masyarakatnya belum pintar, ya di training dong! Ya bikin sekolah di situ dong!
Intinya kita harus membawa manfaat bagi masyarakat dan community di sekitar kita.
Itulah amanah para pendiri bangsa kita.
Mari kita hormati.
Kita ini beruntung banget, hidup di jaman enak, gak usah angkat bambu runcing, gak usah mempertaruhkan nyawa.
Cuma disuruh membawa manfaat bagi orang banyak… cuma itu…. masih complain pula.

Sangat normal dan wajar bahwa bisnis itu dimulai dengan modal dan tentunya pemilik modal ingin mengharapkan keuntungan.
Dan kita harus berterimakasih pada pemilik modal karena tanpa pemilik modal kita juga gak pernah bisa merintis perusahaan apapun.
Tetapi kalau satu satunya orientasi adalah menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham, biasanya bisnis itu sendiri tidak akan bertahan lama.
Build the harmony arround customer, people, employee, community, society and the nature arround your business, and your long term success will come.

Apakah ini sulit? Iya.
Apakah ini mungkin? Pasti.
Yang jelas pasti gak sesulit melawan penjajah pakai bambu runcing lah. Jadi jangan complain.

Jadi … langkah langkah apa yang harus kita perhatikan untuk mendevelop sebuah bisnis agar sustainable in the long term ….

1. CUSTOMER
Siapakah customer anda? Apa yang mereka butuhkan?

2. PRODUCT
Product apa yang anda siapkan untuk memenuhi kebutuhan customer anda?
Apa yang membedakan product anda dengan product product lain?
Pada saat perilaku customer anda berubah? Apakah anda siap mengadaptasi product anda atau berinovasi dengan product baru untuk memenuhi kebutuhan customer anda (yang terus menerus berubah?)

3. EMPLOYEE ENGAGEMENT

Apakah karyawan-karyawan anda engaged ? Apakah mereka happy? Apakah mereka bangga sebagai bagian dari perusahaan anda? Apakah mereka merasa bangga menjadi bagian dari sebuah misi besar perusahaan untuk berkontribusi bagi bangsa ini.

4. COMMUNITY AND SOCIETY

Apakah perusahaan anda membawa manfaat bagi komunitas dan masyarakat di daerah di sekitar anda dan juga bagi bangsa dan negara ini? Apakah kontribusi perusahaan anda untuk membantu mencerdaskan bangsa ini dan apakah perusahaan anda membawa manfaat yang sebesar besarnya bagi rakyat kita?

5. NATURE AND ENVIRONMENT

Pada akhirnya tanyakan …
1) Apa yang sudah dilakukan perusahaan anda untuk bangsa dan negeri ini?
2) Apa yang sudah dilakukan tim anda untuk bangsa dan negeri ini?
3) Dan terutama apa yang ANDA SENDIRI LAKUKAN untuk bangsa dan negara ini …

Karena seringkali … perjalanan menuju seribu pulau perlu dimulai dengan satu langkah kecil.

Salam Hari Pahlawan

Surabaya, 10 November 2016

Pambudi Sunarsihanto

(Penulis adalah Praktisi Human Resources, HR Director di sebuah Perusahaan Multinasional dan Ketua Umum Perhimpunan Manajemen Sumberdaya Manusia Indonesia)