TEACH YOUR CHILDREN TO BUILD THEIR AMBITIOUS OBJECTIVES!
Oleh : Pambudi Sunarsihanto
Seorang teman bernama Tanto datang ke saya. Dia mengeluh tentang anaknya, yang belum juga lulus dan masih harus mengerjakan skripsinya. Padahal sudah semester 13. Sementara teman teman anaknya rata rata menyelesaikan kuliahnya hanya dengan 9 semester. Bahkan ada yang selesai dalam 8 semester.
Anaknya Tanto, sebut saja namanya Indra, akan di DO dari kampusnya apabila tidak menyelesaikan S-1 nya pada semester ke 14.
Padahal Indra bukan anak yang bodoh. Orangtuanya pun menjadi dokter dua-duanya.
Terus mengapa Indra seperti ini?
Mengapa Indra tidak punya fighting spirit yang tinggi?
Ada berapa Indra-Indra lain di luar sana? Mungkin banyak….
Ada apa dengan Indra?
Ternyata Indra tidak punya fighting spirit yang tinggi. Indra tidak nakal, tidak hyper active, Indra selaku berkelakuan baik selama sekolah, tidak pernah mengganggu temannya, tidak pernah melawan gurunya.
He is a good boy!
Tetapi ternyata dia juga tidak berjuang keras untuk mencapai prestasi yang maximal.
Jadi dari SD sampai SMA nilainya sedang, bukan juara pertama, bukan juga di rangking bawah. Jadi karena nilainya tidak jelek, orang tuanya tidak pernah memarahinya.
Padahal sebenarnya Indra cerdas, dan seharusnya mencapai prestasi yang lebih tinggi.
Jadi justru seharusnya orangtua Indra memarahinya karena Indra tidak perform at his maximum potential.
Ibaratnya mobil dengan mesin 2000 CC tetapi selalu berjalan di jalan tol yang sepi dengan kecepatan 30 km/jam.
Ngapain punya mobil dengan 2000 CC?
Jadi ibaratnya mesin mobil itu adalah IQ (Intelligence Quotient).
Semakin besar mesinnya semakin kencang jalan mobilnya.
Semakin tinggi IQ anak anda, seharusnya semakin tinggi nilai akademisnya.
Nah, kemampuan menyetir itu adalah EQ (emotional intelligence/quotient).
Gak ada gunanya punya mesin ber CC tinggi kalau gak mampu nyetir. Nanti malah nabrak-nabrak terus.
Nah sebaiknya anda punya IQ dan EQ yang tinggi agar performance anda maksimum. Jadi CC mesinnya tinggi dan jago nyetir.
Kalaupun ternyata IQ anda sedang-sedang saja (which is my case ?) … it is ok. Berapapun CC mesin anda, anda masih bisa mengoptimumkannya dengan kemampuan nyetir yang bagus (EQ).
Masalahnya, kadang-kadang ada yang seperti Indra. IQ tinggi. EQ tinggi. Tapi nggak berani menginjak gas.
Jalan pelan pelan terus di jalan toll. Bahasa Jawanya “alon-alon pokok kelakon”.
Bahasa Indonesianya,”Pelan tapi pasti” Pasti ke mana? Ingat Indra bentar lagi mau di DO. Pasti ke laut??? Jadi Indra harus punya fighting spirit (daya juang) yang tinggi.
Bahasa kerennya Adversity Quotient.
Kemampuan mencanangkan objective yang tinggi dan bekerja keras untuk mencapainya!
That’s what you need to develop and build in your childre ‘a brain!
Saya perhatikan semua orang yang sukses mempunyai itu, daya juang, fighting spirit atau keinginan untuk mengubah nasib yang tinggi.
Mereka berani mencanangkan objective yang tinggi, dan mereka bekerja keras untuk mencapainya.
Saya tidak pernah bilang kepada anak anak saya untuk menjadi juara, saya tidak pernah bilang ke mereka “to be the best”.
Tetapi saya selalu bilang ke mereka “to be their best” Artinya kalau potensi mereka bisa mencapai 80, ya mereka harus belajar dan bekerja keras untuk mencapai 80 (tanpa memperdulikan apakah 80 itu jadi juara atau tidak).
Tetapi kalau mereka punya potensi 80 dan tidak belajar & bekerja keras, dan hanya mencapai 70, saya akan marah besar dan mereka akan mendapat hukuman yang akan membuat mereka jera.
That was how my parents raised their kids and that s how I raise mine.
Di sinilah pentingnya goal yang ambisius buat mereka. Agar mereka termotivasi dan agar mereka belajar dab bekerja keras untuk mencapainya.
Jadi, bagaimana cara mendidik mereka agar mempunyai goal yang ambisius …
1. DRAW A FUTURE WORTH FIGHTING FOR
Motivasilah mereka dengan menggambarkan masa depan yang bagus. Yang HANYA akan menjadi milik mereka APABILA mereka belajar dan bekerja keras. Jangan pernah katakan bahwa harta anda akan menjadi milik mereka. Katakan bahwa harta anda akan menjadi milik anda sendiri atau akan anda sumbangkan ke orang lain. Mereka harus bekerja senditi and earn their own life.
Mereka harus mengerti bahwa masa depan yang indah itu adalah CONDITIONAL bukan kepastian. Hanya menjadi milik mereka jika mereka bekerja keras.
Kalau enggak, ya terpaksa hidup mereka yang akan menjadi keras dan mungkin anak-anak mereka yang complain karena mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan mereka.
Saya membiasakan mengajak mereka ke negara lain, berlibur yang menarik, membeli barang yang mereka perlukan. Untuk memotivasi mereka! And I tell them I can afford all of those because I work very hard..
They can have the same life (or even better) if they work harder also.
2. DREAM ABOUT YOUR FUTURE, MAKE IT REAL
Setelah menggambarkan masa depan yang menarik, make it real.
Waktu kecil saya menggunting foto-foro tentang Eropa dari koran, karena saya ingin kuliah mendapat beasiswa ke sana.
Anak saya mendownload foto Universitas di Amerika yang dia ingin pergi. Dan doa mencetak foto itu seukuran A3 dan dia pasang di atas meja belajarnya.
Sekarang dia mendapat beasiswa ke sana.
Visualisasi … untuk memotivasi diri!
Make it real!
3. TELL YOURSELF THAT YOU CANNOT FAIL
When you have no choice but to succeed, you will succeed.
Kalau saya nggak dapat beasiswa kuliah ke Eropa, mungkin saya harus menyangkul sawah di Magetan (and I dont want to do that).
Saya bilang ke anak saya bahwa kalau dia mau kuliah ke Amerika ya dia harus dapat beasiswa.
That’s the only choice she has.
The worse thing you can do is to tell them,”Don’t worry, we save enough money for you to go to any University”
How do you expect them to study hard if they know they will be ok, no matter if they study or not.
4. EXECUTION DISCIPLINE, WORK HARD TO ACHIEVE YOUR DREAM
Ok, setelah targetnya jelas, dan sekarang mereka mengerti bahwa mereka tidak boleh gagal, kini waktunya mereka untuk belajar dan bekerja keras untuk mewujudkan mimpi mereka.
Katakan pada mereka sebelum menjadi pemimpin, memang orang harus menjadi pemimpi dulu.
Bedanya, pemimpi terus menerus berkhayal dengan impiannya.
Pemimpin akan belajar dan bekerja keras mewujudkan mimpinya.
Life is simple.
Kalau kita ingin mendapatkan lebih dari yang lain, kita harus bekerja lebih keras dari yang lain.
They have to work harder, much harder, extemely harder!
5. TEACH THEM TO BE PERSISTENCE AND PERSERVERANCE
Terakhir, kita sebagai orang tua harus tahu bahwa motivasi mereka naik dan turun.
Karena memang perjuangannya berat dan akan penuh dengan keringat dan airmata!
Mereka akan seringkali frustasi, capek mental, lelah, tidak bersemangat karena naik turunnya performance dan motivasi mereka.
Kita yang harus mem-balance dengan menghibur mereka , dengan mengajak mereka kadang kadang untuk melupakan beban belajar mereka, dan pergi atau melakukan hal hal yang akan mendatangkan aura positive.
Ajarkan bahwa kehidupan memang keras.
Hanya yang persistence, perserverance, ulet, teguh, tegar, keukeuh, dan pantang menyerah yang akan mencapai keberhasilan!
Ingat, membangun fighting spirit dan daya juang agar mereka mempunyai goal yang ambisius , ini yang bisa dilakukan ….
- DRAW A FUTURE WORTH FIGHTING FOR
- DREAM ABOUT YOUR FUTURE, MAKE IT REAL
- TELL YOURSELF THAT YOU CANNOT FAIL
- EXECUTION DISCIPLINE, WORK HARD TO ACHIEVE YOUR DREAM
- TEACH THEM TO BE PERSISTENT AND PERSERVERANCE
Salam Hangat,
Pambudi Sunarsihanto